Pendidikan usia dini
tidak semata-mata bertujuan agar anak-anak mampu belajar membaca, menulis dan
berhitung, seperti A, B, C atau 1, 2, 3. Tujuan akhir dari pendidikan usia dini
yang paling utama adalah mengupayakan agar anak menjadi pribadi yang mandiri,
suka belajar dan menyenangi belajar sepanjang hidupnya. Menyadari pentingnya
menciptakan kencintaan anak terhadap belajar sejak dini, maka 5 tahun terakhir
ini YKKI telah merancang dan mengembangkan kurikulum i-learning yang dirancang
secara berkesinambungan, mulai dari tingkat Playgorup dan TK, SD, SMP dan SMA.
Kurikulum i-Learning
dirancang khusus oleh YKKI untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada
diri anak. Anak memiliki kebebasan untuk bereksperimen, memenuhi hasrat ingin
tahu mereka dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar.
I-learning merupakan program yang berfokus pada anak dengan
mengintegrasikan beberapa metode pembelajaran, yaitu: Montessori, Neuro-Based
Learning, Mutiple Intelligences, Integrated Movement and Children Church.
Kurikulum i-Learning terstuktur dari hal sederhana ke kompleks, dari yang mudah
ke sulit, konkret ke abstrak. Mengutamakan perkembangan anak dengan pendekatan
“child-centre”. Berkonsentrasi pada pekembangan anak seutuhnya: pengetahuan,
jasmani, emosional, sosial dan spiritual. Mengembangkan kreativitas anak
melalui beragam pendekatan.
Pengalaman belajar konkret merupakan tahap paling dasar dalam pembentukan
konsep berpikir seorang anak, dari hal-hal yang konkret anak belajar untuk
mengenali diri dan ligkungannya, kemudian secara bertahap memahami
konsep-konsep pemikiran secara abstrak.Pembelajaran terintrgrasi akan
memberikan suatu konsep pemahaman secara utuh kepada anak, yang akan mendorong
anak untuk memiliki pemikiran-pemikiran yang luas, kreatif dan inovatif.
Belajar melihat masalah tidak hanya dari satu sisi saja, tetapi dari berbagai
sisi. Dalam i-Learning, anak sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai
fasilitator.
Pembentukkan karakter adalah program khusus yang bertujuan untuk membekali
anak dengan berbagai keterampilan hidup, bagaimana bersikap dan bertindak dalam
mengatasi persoalan hidup sehari-hari serta memiliki mental dan karakter
kristiani sebagai dasar hidupnya. Melalui program pembiasaan, drilling, sajak,
lagu dan cerita firman TUHAN untuk menghasilkan profil siswa yang
berintegritas. Sekolah menyediakan sarana multimedia, audio, serta sarana
penunjang lainnya agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik.
No comments:
Post a Comment